smkpanjatek.com ® copyright © 2010 - 2014 endorsed by webrizal.com. Diberdayakan oleh Blogger.

DODOL NANAS SUBANG MEKARSARI ERVIANI

Nanas Subang Menembus Pasar Internasional

Subang, kelanakuliner.co.cc
Bila Anda sedang berada di jalur jalan kecamatan Jalan Cagak, maka Anda akan bisa menemui sebuah dapur dodol yang sangat terkenal di Subang. Namanya Dapur Dodol Nenas Mekarsari Erviani. Oleh-oleh khas Subang ini rupanya telah beberapa kali ditayangkan di televisi seperti TransTV dan RCTI.

Kelanakuliner berusaha menemui sang pemilik yang tinggal tak jauh dari toko oleh-oleh Dodol Khas Subang Mekarsari. Ibu Cucu adalah salah satu perajin dodol nanas yang berhasil dan kini membuat koperasi perajin dodol nanas Subang. Kebanyakan anggotanya adalah para istri petani Nanas di daerah Subang tepatnya desa Tambak Mekar, Kecamatan Subang. 

Ternyata berbagai penelitian ilmiah dari perguruan tinggi seperti ITB dan UGM menyatakan bahwa Nanas Subang diketahui mempunyai ciri khas unggul mulai dari serat buah nanasnya yang tinggi dan rasa manisnya terkombinasi pas dengan rasa asamnya. Belum lagi serat daunnya yang ternyata berdasarkan penelitian beberapa laboratorium internasional, kandungan Nanas Subang lebih banyak dan lebih kuat dibandingkan dengan serat daun buah nanas dari daerah lainnya di Indonesia bahkan seluruh Asia Tenggara. "Karena itulah beberapa negara produsen kelengkapan kendaraan motor seperti dashboard mobil atau spakbor motor untuk industri mobil Toyota, memesan secara khusus dashboard berbahan dasar serat daun Nanas Subang ini," ungkap Irianto, Ketua Kelompok Tani Dewi Pohaci Desa Tambak Mekar, Kecamatan Jalan Cagak Kabupaten Subang.

Tak heran bila pak W. Irianto, suami ibu Cucu ini, juga telah berhasil mengekspor buah nanasnya ke beberapa negara Asia. Sayangnya proses ekspor nanas buah yang dilakukan oleh W. Irianto ini sama sekali tidak ada proses campur tangan pemerintah setempat. Padahal pemerintah pusat sudah beberapa kali menghubungi pemerintah daerah karena urusan yang berhubungan dengan perizinan ekspor dari Dinas Bea Cukai. Satu hal yang patut disayangkan bagi pemerintah Kabupaten Subang, sebuah peluang peningkatan penghasil asli daerah yang bisa bermain di tingkat dunia namun tidak ditindaklanjuti secara serius.

Perlu diketahui bahwa data ekspor nanas Subang dari Kelompok Tani Dewi Pohaci Subang. Mulai dari Januari 2008 sampai pertengahan Desember 2008 saja sedikitnya 20 ton per bulannya ia ekspor ke Korea, Iran, Arab Saudi dan Mesir.

Bila sang suami yang bukan saja petani nanas biasa dan pengekspor nanas ke manca negara, maka ibu Cucu membantu suaminya mengolah sisa ekspor dengan sedikit teknik sehingga memiliki nilai tambah. Ide membuat Dodol Nanas dari sisa ekspor, karena keinginan memanfaatkan nanas yang begitu banyak dan bisa dimanfaatkan untuk bisa bermanfaat dan tetap bernilai ekonomis. Bermodalkan pelatihan budidaya serta peningkatan manfaat usaha pertanian dan perkebunan dari pemerintah daerah setempat, Ibu Cucu mencoba membuat nanas BS (sebutan untuk sisa ekspor) menjadi olahan baru berupa Dodol Nanas. Disamping lebih bernilai ekonomis untuk dijual, Dodol Nanas ternyata jauh lebih awet disimpan hingga berbulan-bulan.

"Setidaknya Dodol Nanas kami ini awet hingga 4 bulan sebelum dibuka kemasan plastiknya dan siap serta aman untuk dikonsumsi oleh siapapun," papar ibu Cucu. "Di samping menyehatkan dan rasanya yang manis asam dan lezat, kami tidak mencampur bahan pengawet atau zat kimiawi tambahan lainnya." ujar wanita beranak 5 ini.

Melalui kelompok perajin makanan dodol nanas dan petani nanas, APENAS (Asosiasi Petani Nanas dan Buah) Kabupaten Subang, dirinya mengaku perlu membentuk kelompok perajin tersendiri khusus untuk desanya. Maka terbentuklah Kelompok Perajin Dodol Nanas Mekar Sari. Di kelompok inilah dia mengakomodir setiap anggotanya agar bisa dan mengetahui pengetahuan bagaimana menanam, membudidayakan dan menambah nilai dari tumbuhan buah nanas. Untuk menjual produk bernilai tambah seperti Dodol Nanas, ibu Cucu dibantu suaminya hingga mencapai negara Malaysia. Karena keterbatasan produksi, sajalah dodol nanasnya belum serius dijual secara ekspor ke mancanegara. "Sekarang ini saja untuk memenuhi permintaan pasar dari daerah sekitar Subang, kami agak kewalahan. Apalagi semenjak beberapa stasiun televisi menyiarkan produk oleh-oleh dodol nanas ini di acara kuliner mereka," pungkas Irianto.

Sepertinya kelompok perajin dodol nanas Mekarsari dan kelompok tani Dewi Pohaci memang sangat membutuhkan bantuan investor khusus di bidang agrobisnis yang mau mengangkat mereka. Padahal dodol nanas buatan mereka terkenal serta terbukti lezat nikmat dan mampu menembus pasar nasional, tinggal bagaimana kita sebagai bangsa yang peduli pada pereknomian rakyat mau membantu.

Kelana Rizal - dobeldobel.co.cc